Marhaban Ya Ramadhan! Good People pasti senang dapat kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan. Bekerja dan berkreasi menghadirkan konten kreatif terbaik sudah menjadi  bagian dari ibadah Ramadan “orang TV” setiap tahunnya. Ramadan menjadi momen menarik dan penuh adrenalin  pertarungan para  kreator konten di televisi.

Di beberapa jam strategis, para pemangku program bertanggung jawab untuk menghadirkan konten terbaiknya. Bekerja keras melakukan eksplorasi idenya untuk dapat menjadi pilihan penonton. Seperti yang dialami oleh produser program “Ini Sahur Lagi”, Boniex Noerwega. Dua tahun belakangan, Ramadan dilaluinya dengan berjibaku meracik konten program-program unggulan NET menemani pemirsa menjalankan ibadah sahur  selama  bulan puasa. Tahun ini, memangku program “Ini Sahur Lagi” diakui Boniex jadi tantangan tersendiri, terlebih di tengah ketatnya persaingan antar lembaga penyiaran pada  jam santap  sahur dan  berbuka puasa.

“Persaingannya lumayan penuh tantangan.  Kita harus bisa menemukan celah di antara persaingan ini. At least  kita  harus  bisa merebut hati penonton. Nggak muluk-muluk bisa bersaing dengan program  mereka (kompetitor). Yang penting orang tuh ‘ngeh’ kalau NET punya acara sahur lagi. Gue ingin membuat performa program ini baik, mengembalikan NET ke track-nya karena menurut gue NET lumayan sempat kehilangan penontonnya, kehilangan identitasnya. Gue ingin ketemu keluarga dengan bangga karena mendengar mereka suka dengan program yang gue bikin, karena programnya seru dan lucu,” urai Boniex.

Mengisi Ramadan dengan mendedikasikan diri untuk pekerjaan dan bekerja sepenuh hati membawa kepuasan batin bagi Boniex. Momen yang jamaknya dilalui bersama keluarga justru menjadi bulan yang paling kesibukan. Padatnya pekerjaan tak memungkinkannya berada di tengah keluarga saat sahur. Namun baginya, kehangatan keluarga yang ia rindukan agaknya mampu menjelma jadi wujud lain, yaitu tim kerja yang menyenangkan.

“Gue dikelilingi orang-orang yang menyenangkan, jadi nggak berasa puasanya. Gue punya tim yang sangat lucu dan jenaka,” ujar Boniex.

Lain Boniex, lain lagi dengan Chesya, reporter news  yang terpilih menjadi salah satu tim liputan “Muslim Travelers”. Salahsatu tantangannya adalah berusaha meramu dan menghadirkan  cerita Ramadan yang menarik   di manca negara. Bersama host “Muslim Travelers” Chiki Fawzi, Chesya berkunjung ke Amerika Serikat. Selama berada di sana, Chesya yang baru pertama kali liputan ke luar negeri, mendapat cukup banyak tantangan dan pengalaman yang menyenangkan. Baginya, tantangan terberat adalah harus bisa mengatur waktu dengan baik dan menangani berbagai permasalahan dengan cepat serta tepat di sana. Setelah tiba di Tanah Air, tugasnya belum selesai, Chesya masih harus menggarap naskah liputan tersebut. Namun, hasil tak menghianati usaha, semua perjuangan Chesya pun berbuah manis.

“Hikmah Ramadan tahun ini, aku mendapat banyak keberuntungan dan berkah. Aku merasa semakin dekat dengan Tuhan. Aku masih garap naskah liputan di Amerika, aku gali tentang Islam. Aku dapat insight tentang Islam, dapat value baru lewat naskah yang aku buat,” tutur Chesya.

Memang tak semua karyawan NET bertugas meramu konten tayangan untuk Ramadan. Ada juga sosok ibu muda yang  tangguh di  NET, Ita Hernita, bertanggungjawab mendukung karyawan  di bagian Human Resource  sepanjang Ramadan.  Selain berjibaku di tengah ibadah puasanya di kantor, sebagai  ibu  Ita juga harus  mengajarkan puasa pada dua anaknya yang berusia 4 tahun dan  10 tahun.

“Selain padatnya urusan kerjaan di kantor, dalam urusan uang jajan anak, saya juga harus mengajarkan anak-anak untuk memanfaatkan Ramadan sebagai momen bagus dalam menghadirkan kebaikan.  Kalau anak yang kecil puasa setengah hari, bilangnya nanti kalau pas buka puasa dibeliin es krim.  Kalo yang  agak besar dapat jatahnya malam hari.  Tapi, karena keduanya sudah mulai  berpuasa dan  nggak jajan, jadi uangnya bisa mereka  kumpulin di dompet atau celengan mereka.,” ungkap Ita.

 

Selama Ramadan wanita yang bertugas sebagai Senior Employee/ Industrial Relations di NET ini juga harus dapat menyajikan menu favorit anak-anak untuk berbuka puasa, ada lontong hingga es buah. “Anak aku yang kecil sudah mulai pintar komplain, minta mamanya WFH terus.  Tapi kan tugas dan kewajiban di kantor  nggak  mungkin,” jelas Ita sambil tertawa kecil.

 

Ramadan memang  selalu penuh cerita dan penuh berkah. Ada tantangan tersendiri dalam bekerja, ada kehangatan tersendiri  di tengah  keluarga yang  menanti di rumah.  Semoga Ramadan  memberikan  pahala yang melimpah dan  menjadikan kita  sebagai orang-orang yang berikhtiar dengan baik sambil  mendekatkan diri  dengan  Sang Pencipta.

 

(Penulis: Sarah Yulianti)