Sabtu pagi dibawah pohon rindang dengan ditemani segelas es kopi susu dari tetangga, tiba-tiba ada notifikasi whatsapp..

  • Mas, aku hamil
  • …… (read)
  • Itu gimana?
  • Apanya yang gimana Mba?
  • Kalau lahiran, langsung ke rumah sakit aja?
  • Oh gitu, kirain minta pertanggungjawaban saya, hehe. Jadi nanti gini saja bla bla bla (menjelaskan mekanisme asuransi maternity)

Joke yang populer dikalangan HRD kurang lebih begini : Yang melakukan siapa, kenapa HR yang tanggung jawab, ke suami nya saja. Hahahaha

(ini hanya bercanda yaa :p )

Sepenggal cerita itu sudah tak asing bagi Mas Adi. Salah satu tim HR yang khusus meng-handle kesehatan karyawan atau yang sering didengar dengan istilah compensation & benefit.

Karyawan yang tiba-tiba telepon tengah malam, saat waktu weekend atau saat sedang cuti-pun peran sebagai HR tetap dijalankan. Case-nya pun berbagai macam-macam. Dari mulai istri yang mendadak mau melahirkan, anak masuk rumah sakit, kecelakaan sepulang dari kantor gara-gara nyetir sambil ngantuk atau terpeleset ketika set panggung di Studio Gedung Mitra atau bisa jadi tidak bisa keluar rumah sakit karena tagihan biaya rumah sakit membengkak. Ada diantara kalian, hay para karyawan yang dokumen reimburse-nya tidak bisa diproses? Nah, salah satu tugas Beliau juga itu. Selain nomor handphone Mas Irwan yang ada di kontak kalian, kontak Mas Adi pasti ada juga kan?

Bergabung sejak 2014, Adi Mangun Sucahyo atau yang lebih akrab dipanggil Mas Adi mulai berkarir di Human Capital dengan spesialisasi Compensation & Benefit. Pengalaman ± 7 tahun membuat Mas Adi sudah paham benar proses penggunaan kartu asuransi di setiap rumah sakit ataupun BPJS Kesehatan. Pemahaman mengenai obat mana yang bisa di klaim karyawan ke kantor dan juga memilah tindakan-tindakan  yang ternyata bukan termasuk tindakan medis, tapi tetap di klaim karyawan. Walaupun kesehatan karyawan ditanggung perusahaan, penggunaan anggarannya harus tetap di awasi agar sesuai ketentuan.

Tanggal deadline pengajuan pembayaran klaim rawat jalan/reimburse biasanya menjadi masa-masa krusial untuk Mas Adi. Parameternya jelas, ON TIME untuk semuanya: pembuatan laporan, pengajuan pembayaran dan dokumen yang sudah harus diterima tim Finance untuk diproses. Ada masanya Mas Adi menangani kesehatan karyawan yang waktu itu berjumlah sekitar 1500-an (dikalikan saja ya dengan pasangan dan anak), kemudian berkurang menjadi 1000-an. Meski saat ini karyawan NET berjumlah sekitar 800-an tidak berarti membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.

Masa pandemi membuat semakin banyak karyawan khawatir mengenai kesehatannya sehingga rajin melakukan klaim reimburse. Kebijakan perusahaan mengenai diperbolehkannya reimburse vitamin dan masker, menjadi tambahan pekerjaan yang mesti dilakukan. Kebayang kan kalau tiap saat karyawan bertanya, “Mas, kalau madu bisa di reimburse ga? Kalau vitamin dari H*I boleh ga?” pertanyaan repetitive namun harus tetap direspon dengan ringan hati agar karyawan tetap sehat sehingga tetap bisa berkarya.

NET TV yang concern pada kesehatan karyawan harus didukung dengan SDM yang berkualitas pula. Alhamdulillah, kita punya Mas Adi yang senang jika tidak ada dokumen reimburse menumpuk, namun tetap membantu karyawan yang membutuhkan pertolongan. Sudah kenal dengan Mas Adi kan?

Karyawan saja diurusin, apalagi kamu..

(Penulis: Insani Istiqomah)